Translate

PEMBERITAHUAN

BLOG INI SUDAH TIDAK DI PAKAI KEMBALI. JADI YANG INGIN BLOGWALKING NYOO KUNJUNGI BLOG ANE YANG BARU GO :
WWW.CATATAN-SAPI.BLOGSPOT.COM

CHECK THIS OUT.

Rabu, 05 Januari 2011

Story: Akhir Tahun

  Kami sekelompok anak remaja yang menyebut diri kami Zero (nol? yeah), entah itu gang atau organisasi, tapi itu berisikan sekumpul anak-anak yang rempong ( kata Dhieka ), Pele ( kata Gua), dan Jokel (kata Septian) itulah kami, yang berisikan 6 orang anggota yang nyampah dan gag jelas. Tanpa sengaja kami membuat acara di penghujung akhir tahun, dan sekalian menunggu pergantian tahun, gantinya di mana ya? (garing! yeah).
  Tahu apa yang di lakukan orang-orang ketika di penghujung akhir tahun? iya tepat sekali (belum dijawab!) jalan-jalan, bakar-bakaran (bukan bakar rumah), dan bermain kembang api (kalo kembang gula lebih enak kayanya). Gua dan yang lain sebenarnya nggak bertujuan itu, gua hanya melakukan acara yang kebetulan bertepatan waktunya. Pada awalnya di perkiraan yang hadir sekitar 10 orang atau lebih, tapi memang hanya sekedar perkiraan, yang datang hanya 8 orang (sedih banget yang punya acara).
 
  Kami membakar ikan, ayam, dan jagung (kami sempat nangis, sedih mereka harus di bakar). Ketika awal semua berjalan lancar, ketika orang tuanya Septian membantu kami. Api dengan mudah menyala, kami dengan mudah membakar persediaan kami (bukan diri kami). Namun, waktu semakin memalam dan semakin seru, tapi semua menjadi rumit, ketika arangnya tidak menjadi bara. Hingga pergantian tahun. itulah yang membuat kami sedikit emosi.
  Tapi di sini pula hadir canda dan tawa yang nggak jelas, banyak kekonyolan yang terjadi (kaya muka gua, mungkin) seperti yang di lakukan salah seorang teman gue yaitu DP (bukan dewi persik, atau dewi portuna, lho?). Dia melakukan hal konyol seperti membakar jagung hingga gosong (kaya mukanya yang item) dan menggunakan bumbu ikan lalu terjatuh, itu yang membuat kami sedikit kasihan dan ingin ketawa melihatnya. Lain hal dengan lawakan septian.
  "Eh, Gue kasih tau aja, kalau beli rujak jangan di Monas!" ucap septian dengan muka sedikit serius. kami semua memperhatikannya, bingung dan bertanya dalam hati, "Kenapa?"
  "Kenapa?" tanya kami semua yang sangat bingung.
  "Kejauhan!!! haha..." Dia tertawa, dan kami pun ikut tertawa, dikira gua dan yang lain ada apaan, ternyata gurauan. Padahal suasana sempat hening dan serius.
  Belum juga pergantian tahun, petasan sudah banyak di luncurkan, dan bunyi "Preett..." (ups salah bunyi, itu yang di luncurkan dari bawah) "Duar..." mungkin seperti itu, tapi ketika gua melihat peluncuran petasan ada sesuatu yang tidak di inginkan terjadi. Suatu seseorang melakukan pembakaran petasan yang berada dalam tempat peluncurannya, petasan itu tidak meluncur, dan melempem atau nggak nyala, kami semua menerawang (melihat, meraba. asli lho!) dan terheran-heran, "Ada apa?" dalam benak kami. Dan tidak lama petasan itu meledaknya di bawah, dan apinya berterbangan kemana-mana, asap yang menutupi jalanan. dan kekacauan tidak berlangsung lama, sampai petasan itu tidak menyala lagi. Untungnya tidak terjadi apa-apa, namun itu sebuah pengalaman buat kami.
  Dan pukul 02.00 WIB kami semua berpisah, dan ternyata teman-teman atau anak Zero ingin pada menginap ke rumah nenek gue, dan akhirnya sampai siang kami tertidur dengan berdempetan beramai-ramai di suatu kamar, dengan ada season perang kentut, bukan perang bantal. Hingga kami terbangun dan hari mulai siang, lalu memutuskan berpisah pulang ke asalnya. semoga di terima di sisi-Nya. lho?. haha...

0 Comment:

Posting Komentar