Pertengahan tahun 2010 sudah datang, di mana semua ujian telah terselesaikan. aku dan kawan-kawanku baru saja menyelesaika ujian nasional, yang banyak orang bilang ujian itu agak menyeramkan. Dan nyatanya memang menyeramkan, tapi semua pasti bisa di hadapi. sehingga aku dan kawan-kawanku berhasil menyelesaikan ujian tersebut. entah hasilnya bagaimana tapi kami sudah berjuang keras, dan saatnya berteriak dengan keras menghilangkan beban yang telah kami terima selama ujian tersebut berlangsung. Walau di dalam ujian itu banyak sekali godaan dan ketegangan. Banyak yang menyontek, mencari jawaban dari sekolah lain, dan lain-lain. Tapi itu sih sudah biasa, bukan ujian namanya kalau tidak ada orang yang berjuang mencari contekkan.
Padahal di dalam contekkan tersebut kita tidak tau itu benar atau salah. Semua penentuan pada hari pembagian nilai nem, yang acaranya di laksanakan setelah kami dari Jogja. Betul, Jogja adalah target kami untuk mengadakan perpisahan. Walau cuman 3 hari, tapi terlihat sangat menyenangkan. di jadwal perjalanan di sebutkan kami naik kereta ekonomi. Setelah membaca itu di bayang-bayangan kami adalah akan desek-desekan dan sebagainya, sementara perjalanan ke jogja itu tidak sebentar. mungkin bisa satu hati atau lebih.
Dengan biaya 600rb kurang lebih kami sudah siap menuju jogja, dengan barang bawaan kami sendiri. kami lebih tepatnya siswa smp.n 84 jakarta utara berangkat dengan bus menuju stasiun senin. dengan bus parawisata yang tidak berAC kami berjalan munuju stasiun kereta.
Aku duduk dengan kedua sahabatku yaitu Dhieka, dengan Septian. mereka adalah sahabatku, walau baru kelas sembilan ini kami dapat duduk sekelas. ceritanya panjang kenapa aku bisa kenal mereka. akan ku jelaskan.
Pertama Dhieka, jika di panggil terdengar seperti Dika, dia orang yang sangat lucu, berbadan pendek, berkulit sawo kematengan, berambur keriting dan terkadang avro, dan sedikit pintar. dia sekelas denganku, di kelas VII-3, pada awalnya dia tidak duduk denganku. Dia duduk berada di belakangku, suatu hari aku tidak masuk kelas di karenakan sakit. Dan tiba-tiba ketika aku masuk, dia duduk di sebelahku. yang aku dengar ceritanya, teman sebangku kubercanda sendiri dan katanya dia gag bisa kalau sendirian, dan akhirnya teman sebangku kupindah ke belakang, dan Dhieka di pindahkan ke depan, dan akhirnya duduk berasamaku hingga kenaikan kelas.
Kedua adalah Septian, dia tinggi, bermata sipit, berambut agak keriting, berhidung mancung, berkulit puih, dan lumayan pintar juga, terutama di bidang matematika. Dia aku kenal ketika aku mengikuti Ekskul Sepak Bola, dia cukup lihai dalam bermain sepak bola. suatu ketika aku pulang bareng dengannya sehabis ekskul, ternyata rumahnya searah dengan rumahku, walau tidak terlalu dekat dengan rumahku atau rumah nenekku. karena, sebenarnya anak sekolahku jarang sekali ada yang mempunyai rumah searah denganku, karena rumahku terbilang cukup jauh dari sekolah di banding anak-anak yang lain. Sehingga kami berdua saling kenal dan selalu pulang bareng.
Cerita masalalunya cukup sudah, sekarang kita kembali ke berangkata menuju jogja. sesampainya kami di stasiun, kami berbondong-bondong sambil membawa tas, berbaris jalan menuju stasiun kereta yang dekat relnya. Dengan ID card yang sudah di berikan kami masuk dan mengambil makanan berupa nasi, teh kotak dan ayam goreng. memang terlihat enak. tapi kami kerepotan untuk memakannya. kami memakan makanan itu di stasiun, dengan aroma yang campur aduk penuh dengan bau manusia yan gtak sedap. depan kami tong sampah, pinggir kami toilet. Tapi mau di apain, kami duduk dan menaruh tas kami lalu makan sembaring menunggu kereta datang menjemput kami.
Dengan lahap kami semua menghabiskan makanan. Makanan sudah habis tapi kereta belum datang juga. walau banyak kereta yang hilir mudik, tapi kereta yang kami tuju belum tiba juga. Terpaksa kami mencari kerjaan agar tidak bosan. Kami semua dengan wajah polosnya bernarsis ria di stasiun kereta, dengan kamera masing-masing kami semua bernarsis ria. Tapi tidak ada salahnya, ini akan menjadi sebuah kenang-kenangan walaupun di stasiun.
Jpret... Jpret... Terdengar suara Blitz photo atau Flash Photo.
Dengan gaya yang sedikit alay, klasik, gaul dan sebaginya kami berpose. Tidak hanya berphoto-photo, banyak juga anak-anak yang hilir mudik ke kamar mandi, dan ngobrol-ngborol.
Jesjesjes.... jesjesjes... terdengar bunyi suara kereta api.
Kami semua bersiap dengan mengangkat barang-barang kami sendiri. kereta pun datang, kami di suruhkan menaiki keretan gerbong bagian belakang. 2 gerbong ternyata yang telah sekolah kami sewa. Dengan dorong-dorongan, desak-desakan kami mencoba menaiki kereta itu. Dengan saling membantu akhirnya kami berhasil menaik kereta tersebut. dan tidak lama akhirnya kereta berangakat dari stasiun senen menuju jogja.
"Maaf pak gerbong ini sudah di sewa." ucap guru Pkn ku dengan seseorang penumpang juga namun menaiki gerbong kami.
Penumpang itu hanya terdiam dan langsung pergi ke gerbong depan. Aku melihat ke gerbong depan, sungguh suramnya. saling berdesak-desakan. kami semua duduk dengan nyaman walau tidak berAC dan hanya di terpa angin alam. Aku duduk masih dengan Septian, Dhieka, namun di tambah lagi yaitu Anto, dan Wicak. Mereka dalah temanku juga. Aku kenal mereka semenjak kelas VIII, aku sekelas dengan mereka.
Namun tidak lama Anto pergi dari bangku kami dan menghampiri teman sepesialnya. kami terdiam, dan memasang alat di telinga kami, tang tidak lain adalah headset. Dengan menikmati perjalanan kami menyetel musik di telinga kami. dan memakan makanan bawaan kami. terlihat kaka-kaka pemandu sedang sibuk hilir mudik. kami dengan tenang duduk, dan mengeluarkan mainan kami.
0 Comment:
Posting Komentar